Siapa sih yang gamau jadi cerdas? Semua orang pasti pengen pinter donk. Tapi pinter itu sering kali di identikkan sama sekolahan, padahal kita harus pinter bukan cuma di sekolah toh? Dalam kehidupan sehari - hari pun kita wajib pinter, cerdas milih jalan buat masa depan kita sendiri #halah. Hohoho. Tapi disini saya bukan lagi bahas masalah masa depan ya, tapi lagi pengen sekedar share aja tentang gimana caranya untuk jadi konsumen cerdas. Kenapa harus bahas konsumen cerdas? Kenapa gak bahas cara jadi murid yang cerdas aja? Ya kalo mau jadi murid yang cerdas harus rajin belajar toh, dan belajarnya sama guru bukan sama saya #eh. Nah balik lagi ke topik, kenapa harus jadi konsumen yang cerdas? Ginini, kita kan hidup sehari - hari pasti ada aja yang di konsumsi toh? Entah untuk kebutuhan makan atau untuk kegiatan sehari - hari lainnya. Nah untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari itu kita pasti perlu yang namanya belanja, dan belanja itu bukan cuma buat makan aja toh? Bisa belanja elektronik, belanja untuk kebutuhan hobi, dan masih banyak lagi. Nah disinini secara otomatis posisi keseharian kita adalah sebagai konsumen, makanya jadi konsumen cerdas itu penting loh!
Siapa sih yang mau diboongin? Siapa sih yang mau rugi? Gak ada toh? Makanya sebelum beli kita harus pinter - pinter memilah - milah dan memilih - milih barang yang mau kita beli, harus tau kelebihan dan kekurangannya, serta fungsinya. Misalnya aja dalam milih ban nih, seperti di posting saya yang judulnya bahaya penggunaan ban cacing, disitu udah dijelaskan toh, gimana bahaya dan resiko nya menggunakan ban cacing? Kenapa masih banyak yang pake buat keseharian? Padahal pemerintah juga udah netapin ketentuan standar tertentu buat sepeda motor dan kendaraan lainnya, termasuk buat masalah standar ban ini yang tujuannya adalah untuk melindungi konsumen, demi keselamatan konsumen sendiri. Tapi kenapa masi banyak kosumen yang bandel? Inini, apa yang seperti ini yang namanya konsumen cerdas? Nggak donk! Meskipun saya sendiri gak terlalu cerdas, tapi setidaknya saya tau dan bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk.
Seperti dikutip oleh d558 blog, "faktor ikut - ikutan adalah yang paling banyak merugikan konsumen" nah biasanya yang bandel macam gini juga termasuk konsumen yang sekedar ikut - ikutan aja, beli untuk kebutuhan gaya - gayaan yang ujung - ujungnya mengesampingkan kualitas. Padahal bisa juga kan gaya tapi kualitas di nomor satukan? Nah kalo ada yang seperti itu baru bisa dibilang konsumen cerdas! Soalnya, kualitas yang rendah tentu mengandung resiko yang tinggi, seperti contoh ban cacing itu punya resiko tinggi dalam hal keselamatan, dan taruhannya adalah nyawa loh. Ini contohnya :
Sumber gambar : bodats.wordpress.com |
Nah kalo udah kaya begini, mau nyesel ato nangis pun udah gak bisa lagi kan? Padahal masih muda loh #eh. Saya gak yakin tuh bannya ada label SNI nya. Oia, ngomong - ngomong soal SNI, standar yang ditetapkan oleh pemerintah (Direktorat Jendral Standardisasi dan Perlindungan Konsumen) ini juga sangat penting loh pemirsa.
Sumber gambar : HKN 2013 |
SNI yang kepanjangannya adalah Standar Nasional Indonesia, merupakan sebuah regulasi yang ditetapkan pemerintah dalam rangka melindungi konsumen dari barang atau produk yang memiliki kualitas abal - abal #eh. Jadi produk yang gak ada label atau tidak memenuhi persyaratan SNI dikhawatirkan akan memiliki kualitas yang buruk, dan seperti yang saya tulis diatas, kualitas buruk itu mengandung resiko yang besar. Maka dari itu gak ada salahnya donk kita pake atau beli barang yang sesuai standar, demi meminimalisir resiko untuk keselamatan kita sendiri juga. Bener gak pemirsa? Mana ada sih orang yang sengaja beli produk abal - abal biar cepet rusak? Atau beli produk yang bisa bikin cepet celaka? Gak ada donk?! Tiap orang pasti pengen apa - apa yang dibelinya awet, aman, makmur dan sentosa #halah. Iya toh?
Oiya satu lagi, kenapa saya memilih ban cacing sebagai contoh? Soalnya ban macem ginini lagi ngetrend banget terutama di kalangan ABG alay, biar dibilang keren gitu, dan dinilai bisa menaikkan gengsi. Tapi gengsi sama nyawa mahalan mana hayo? Masa iya gengsi nya dibawa mati? Kalo udah tepar kaya poto di atas itu apa masih dibilang "gahol"? (itu bahasa alay nya "gaul"). Ngga donk!
Oiya satu lagi, kenapa saya memilih ban cacing sebagai contoh? Soalnya ban macem ginini lagi ngetrend banget terutama di kalangan ABG alay, biar dibilang keren gitu, dan dinilai bisa menaikkan gengsi. Tapi gengsi sama nyawa mahalan mana hayo? Masa iya gengsi nya dibawa mati? Kalo udah tepar kaya poto di atas itu apa masih dibilang "gahol"? (itu bahasa alay nya "gaul"). Ngga donk!
Ini cuma sekedar himbauan aja buat pemirsa supaya lebih cerdas milih produk, jangan asal ikutan trend aja, tapi kualitas harus tetep di nomer satukan. Timbang - timbang dulu deh apa aja resiko dan keuntungan ketika membeli dan menggunakan suatu produk. Soalnya kalo ada apa - apa, kita sendiri toh yang rugi? Masih untung loh pemerintah kita mau memperhatikan masalah ini, jadi meminimalisir peredaran ato resiko dari produk yang mengandung 9 bulan #eh, mengandung resiko tinggi maksudnya :p Kalo aja pemerintah gak mau perhatiin, pasti produk gak mutu macem gitu makin merajalela, dan makin banyak korban berjatuhan karenanya. Oke, sekian dulu ya pemirsa, semoga tulisan sederhana ini bisa bermanfaat untuk membuka pikiran anda agar lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk :)
SEJAK tahun lalu, pemerintah telah menetapkan tanggal 20 April sebagai Hari Konsumen Nasional (HKN) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 13 Tahun 2012. Momentum HKN tersebut, sejatinya menjadi menjadi spirit bagi semua pihak untuk mengampanyekan “Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen”.
BalasHapusBeberapa aturan perundang-undangan yang menjadi payung hukum bagi perlindungan konsumen dan mewajibkan ‘konsumen cerdas’ antara lain: Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat, Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian Sengketa, dan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
Artikel diatas sangat relevan dan semoga memberikan manfaat kepada semua pihak